Posted by : BlogBlogger
Senin, 27 Januari 2014

***
Alkisah ada 2 orang gadis yang menjadi teman sekamar di sebuah asrama sekolah menengah. Namanya Sarah dan Megan.
Sarah terbilang gadis yang aktif, ia sangat pintar dalam berakting dan kerap kali bermain di pertunjukkan opera.
Berbeda dengan Megan, ia orangnya sedikit tertutup dan lebih suka menghabiskan waktu di asramanya dengan membaca. Menurutnya, pendidikan lebih penting jadi setiap waktu ia habiskan dengan belajar dan belajar.
Suatu hari, ada sebuah pertunjukkan drama yang diadakan di kota itu dengan judul "Oh Susannah". Tentu saja Sarah mendapat peran utama dalam pertunjukkan itu sabtu depan. Ia memerankan tokoh Susannah.
Jadi saat ada waktu luang, pasti akan ia gunakan untuk berlatih. Ia selalu datang ke sebuah taman yang biasa jadi tempat latihannya sore hari. Sarah juga kerap kali meminta Megan agar ikut menemaninya latihan, namun Megan selalu menolak dan lebih memilih berdiam diri di kamar.
Nah, akhirnya tiba juga hari yang ditunggu-tunggu. Di hari sabtu itu, Sarah benar-benar menjadi bintang dalam pertunjukkan, hingga acara selesai pun ia masih "terjebak" di teater dikarenakan fans.
Akhirnya, ia bisa pulang juga ketika malam benar-benar sudah larut.
Saat dia masuk kamar di asramanya, Sarah mendengar suara berderit yang disebabkan oleh kursi goyang yang biasa dipakai Megan disudut ruangan.
Tidak semua lampu menyala sehingga ia harus menyimpan barang-barang bawaannya di kasur, kemudian kembali keruangan depan untuk menyalakan lampu.
Sarah mendengar suara yang agak serak dari sudut tempat kursi goyang itu.
"Oh Susannah, jangan menangis untukku." kata suara itu.
Sarah terdiam sejenak, ia mengingat kata-kata itu itu. Itu adalah salah satu kalimat yang ada dalam pertunjukannya tadi.
"Megan? Hentikan itu Megan. Jangan bercanda." kata Sarah.
"Oh Susannah, jangan menangis untukku.."
"Hentikan! Aku serius Meg!."
"Oh Susannah, jangan menangis untukku.."
"Hentikan Megan! Sudah kubilang hentikan!" Teriak Sarah sambil menyalakan lampu.
Saat lampu menyala, Sarah tercekat dan merasa ngeri dengan pemandangan yang ia lihat dihadapannya.
Ia melihat tubuh Megan terduduk di kursi goyang, namun tidak dengan kepalanya. Kepala teman sekamarnya itu tergantung di langit-langit tepat diatas kursi goyang dengan pisau daging masih tertancap disana.
Dari belakang kursi goyang, ia mendengar suara tawa yang terdengar menggema dan menyeramkan.
"Sssiapa disana? Siapa kau?." Tanya Sarah.
Dari balik kursi tiba-tiba ada seorang pria yang melompat tepat di hadapan Sarah. Ia memegang sebuah pisau daging dengan ukuran yang lebih besar.
Sarah tak bisa menghindar sehingga pria itu berhasil mendapatkannya.
"Peranmu tadi itu sungguh sempurna Sarah. Namun, kau bukanlah Susannah!. Dimana kau menyembunyikan Susannah-ku.?" kata pria itu.
Sarah menggeleng sambil menangis, kini pria itu memegang rambut Sarah dan menebas kepalanya dengan pisau yang dipegangnya.
Ia bernyanyi sambil memotong tubuh sarah beberapa bagian, ia terus bernyanyi.
"Oh Susannah, jangan menangis untukku. Aku datang dari Albana untuk menemuimu~." pria itu bernyanyi.
Pria gila itu menggantungkan kepala Sarah tepat disebelah kepala Megan.
"Sekarang, jangan menangis untukku lagi susannah. Dasar Susannah palsu!" kata pria itu berteriak dan kemudian tertawa.
[end]
Source : urbanlegend.about.com
Credited to : Felicia McEntire
Translated & retold by : Youichi